26 Agustus 2009
Ada nyamuk berpelukan
kejadiannya persis di kamar mandi, ketika saya hendak mandi.niat yang harus saya tunda untuk beberapa saat, karena di saat itulah ada nyamuk terbang tak beraturan. Begitu jelas dengungnya dan begitu acak polanya. Saking acaknya, nyamuk ini bahkan tidak bisa mengontrol gerakannya dan lupa menghitung betaPa mudah ia kena tepuk manusia
Satu alasan saya kenapa nyamuk ini bertindak demikian ceroboh, yakni karena ia tengah berpelukan dengan yang lainnya. Saya tak tau persis, apakah nyamuk ini sedang kawin atau malah sedang berantem. Tapi, mau kawin atau berantem, keadaanya akan sama saja, nyamuk ini sedang lupa diri
percintaan yang sangat baik dengan pasangan sendiri, resmi maupun tak resmi akan membuat siapa saja-baik nyamuk maupun manusia-berada dalam puncak emosinya. Sebuah puncak yang membuat seseorang sadar akan hadirnya bahaya, dan menganggap remeh keselamatan serta martabatnya sendiri. Itulah kenapa ada sepasang remaja yang pacarang ditempat terbuka begitu ''galaknya'' sampai malah harus digaruk polisi. Itulah kenapa ada oknum pegawai negeri kena gerebek akibat selingkuh dengan rekan kerjanya pada jam kerja pula
Bercinta dan berantem sama saja pengaruhnya, berisiko membuat manusia jadi lupa. Saya pernah lihat dua perempuan yang dikenal sopan, tetapi begitu terlibat perkara, perangi mereka bisa demikian ganas. Ketika sudah bergumul,saling cakar, saling jambak, saling memiting, wuahh. . . , hanya kelelahan yang bisa melerai perkelahian mereka
saya pernah bertamu salah waktu, tepat ketika teman saya sedang cekcok dengan istrinya. Sang suami mencoba tetap tampil tenang dihadapan tamu, tetapi si istri ngomel melulu. Saya yang merasa bersalah karna bertamu pada jam yang salah, akhirnya segera pamit. Pamitan diiyakan dengan ketenangan, tetapi saya tahu itu ketenangan yang berbahaya. Karena pagi harinya, si teman terpaksa berterus terang bahwa kepulangan saya hanya menjadi waktu yang ia tunggu untuk menghajar istrinya sedemikian rupa.
Kembali pada soal nyamuk yang terbang selebor itu, hampir saja saya secara refleks mengakhiri riwayatnya. Sebuah naluri yang saya kira wajar, karena setiap menyangkut soal nyamuk kita cuma diajari satu hal saja, menepuknya. Tapi, ajaran yang saya terima lebih dari sekedar itu. Nyamuk bagi saya adalah musuh besar yang harus saya di berantas hingga ke anak cucu mereka sebagai pelunasan dendam kusumat saya
Bagi anda yang pernah mengalami kejadian seperti saya, harap maklum saja. Bukanya apa-apa, hal ini dikarenakan saya pernah terkapar dirumah sakit dihajar demam berdarah. Penyakit khas tropis yang hampir membekukan darah saya. Bukan main! Kepala berputar seperti naik roller coaster. Perut mual dan bau makan saja menimbulkan trauma. Dirumah sakit bukan cuma jarum infus yang menyakiti saya tapi juga teman-teman yang menjenguk saya
Mereka itu entah datang untuk berbelasungkawa atau malah untuk menghina. Saya masih ingat ketika salah satu dari mereka bercanda, yang saking luchunya langsung aja memancing tawa yang bergerumuh. Tapi, justru hal inilah yang malah membuat saya terhina. Dia berkata dengan banyak teman yang membesuk, otomatis uang besuk mereka akan membuat saya untung. Karena uang tersebut pasti jumlahnya lebih besar daripada biaya sakit saya. Saya amat tersinggung, tapi tak berdaya. Karena setelah saya hitung, benar juga. Uang besuk itu memang melebihi biaya sakit saya. Jadi, sambil terhina, saya berterima kasih juga!
Tapi dendam saya pada nyamuk tidak berkurang karenanya. Di kamar mandi itu saya terpaku lama. Akan saya apakan nyamuk yang tengah berpelukan itu. Kalau dia sedang berantem pun itu urusan dia, berhak apa saya mencampurinya. Tapi, kalau dia sedang bercinta? Bagaimana jika nyamuk ini adalah nyamuk-nyamuk muda yang tengah saling mengasihi. Saling bermimpi, membayangkanbersiap memiliki anak-anak nyamuk yang lucu demi menyambung generasi mereka. Bagaimana jika nyamuk ini adalah nyamuk yang masih harus bertanggung jawab pada anak-anak yang masih kecil dan butuh kasih sayang mereka.
Saya meneruskan mandi dan tak memperdulikan nyamuk yang tengah berpelukan itu, entah mereka sedang berantem atau bercinta
Satu alasan saya kenapa nyamuk ini bertindak demikian ceroboh, yakni karena ia tengah berpelukan dengan yang lainnya. Saya tak tau persis, apakah nyamuk ini sedang kawin atau malah sedang berantem. Tapi, mau kawin atau berantem, keadaanya akan sama saja, nyamuk ini sedang lupa diri
percintaan yang sangat baik dengan pasangan sendiri, resmi maupun tak resmi akan membuat siapa saja-baik nyamuk maupun manusia-berada dalam puncak emosinya. Sebuah puncak yang membuat seseorang sadar akan hadirnya bahaya, dan menganggap remeh keselamatan serta martabatnya sendiri. Itulah kenapa ada sepasang remaja yang pacarang ditempat terbuka begitu ''galaknya'' sampai malah harus digaruk polisi. Itulah kenapa ada oknum pegawai negeri kena gerebek akibat selingkuh dengan rekan kerjanya pada jam kerja pula
Bercinta dan berantem sama saja pengaruhnya, berisiko membuat manusia jadi lupa. Saya pernah lihat dua perempuan yang dikenal sopan, tetapi begitu terlibat perkara, perangi mereka bisa demikian ganas. Ketika sudah bergumul,saling cakar, saling jambak, saling memiting, wuahh. . . , hanya kelelahan yang bisa melerai perkelahian mereka
saya pernah bertamu salah waktu, tepat ketika teman saya sedang cekcok dengan istrinya. Sang suami mencoba tetap tampil tenang dihadapan tamu, tetapi si istri ngomel melulu. Saya yang merasa bersalah karna bertamu pada jam yang salah, akhirnya segera pamit. Pamitan diiyakan dengan ketenangan, tetapi saya tahu itu ketenangan yang berbahaya. Karena pagi harinya, si teman terpaksa berterus terang bahwa kepulangan saya hanya menjadi waktu yang ia tunggu untuk menghajar istrinya sedemikian rupa.
Kembali pada soal nyamuk yang terbang selebor itu, hampir saja saya secara refleks mengakhiri riwayatnya. Sebuah naluri yang saya kira wajar, karena setiap menyangkut soal nyamuk kita cuma diajari satu hal saja, menepuknya. Tapi, ajaran yang saya terima lebih dari sekedar itu. Nyamuk bagi saya adalah musuh besar yang harus saya di berantas hingga ke anak cucu mereka sebagai pelunasan dendam kusumat saya
Bagi anda yang pernah mengalami kejadian seperti saya, harap maklum saja. Bukanya apa-apa, hal ini dikarenakan saya pernah terkapar dirumah sakit dihajar demam berdarah. Penyakit khas tropis yang hampir membekukan darah saya. Bukan main! Kepala berputar seperti naik roller coaster. Perut mual dan bau makan saja menimbulkan trauma. Dirumah sakit bukan cuma jarum infus yang menyakiti saya tapi juga teman-teman yang menjenguk saya
Mereka itu entah datang untuk berbelasungkawa atau malah untuk menghina. Saya masih ingat ketika salah satu dari mereka bercanda, yang saking luchunya langsung aja memancing tawa yang bergerumuh. Tapi, justru hal inilah yang malah membuat saya terhina. Dia berkata dengan banyak teman yang membesuk, otomatis uang besuk mereka akan membuat saya untung. Karena uang tersebut pasti jumlahnya lebih besar daripada biaya sakit saya. Saya amat tersinggung, tapi tak berdaya. Karena setelah saya hitung, benar juga. Uang besuk itu memang melebihi biaya sakit saya. Jadi, sambil terhina, saya berterima kasih juga!
Tapi dendam saya pada nyamuk tidak berkurang karenanya. Di kamar mandi itu saya terpaku lama. Akan saya apakan nyamuk yang tengah berpelukan itu. Kalau dia sedang berantem pun itu urusan dia, berhak apa saya mencampurinya. Tapi, kalau dia sedang bercinta? Bagaimana jika nyamuk ini adalah nyamuk-nyamuk muda yang tengah saling mengasihi. Saling bermimpi, membayangkanbersiap memiliki anak-anak nyamuk yang lucu demi menyambung generasi mereka. Bagaimana jika nyamuk ini adalah nyamuk yang masih harus bertanggung jawab pada anak-anak yang masih kecil dan butuh kasih sayang mereka.
Saya meneruskan mandi dan tak memperdulikan nyamuk yang tengah berpelukan itu, entah mereka sedang berantem atau bercinta
Label:
Prie GS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar