30 Agustus 2009

Daging yang Berkualitas karena Halal

Menurut hasil survai, hampir 90% bahkan lebih, produk yang ada sekarang dibuat dan diproduksi oleh kaum non muslim yang notabene standar kehalalan masih diragukan. Karena itu kita jangan main-main dengan makanan yang tidak halal itu. Disamping merusak tubuh, pikiran, lebih jauh lagi akan merusak akhlak kita

Banyak kalangan yang mempertanyakan kesiapan Bangsa Indonesia mengikuti konvensi pasar bebas. Alasannya memang masyarakat kita kita belum siap, baik dari sisi produksi juga dari sisi konsumsi. Dari segi produksi, misalnya kita harus mengakui bahwa komuditas bangsa kita belum mampu bersaing dengan bangsa lain, sementara dari sisi konsumsi, betapa banyak produk-produk luar negeri yang akan singgah di negeri ini, termasuk daging yang kesemuanya perlu dipahami dengan jelas. Terutama berkaitan dengan nilai halal dan haramnya sebuah produk.

Sudah sejak lama situasi dalam konsumsi dan penyediaan suplai domestik tidak banyak dapat ditingkatkan relatif terhadap peningkatan permintaan yang tinggi. Seiring berjalanya waktu yang terjadi kemudian adalah pasar domestik daging menjadi pasar yang menarik bagi negara-negara yang mengekspor. Padahal kesadaran mengkonsumsi daging aman dan berkualitas menggugah produsen. lantas bagaimana dengan syarat halal?

Syarat Kehalalan

kehalalan produk pangan sudah sepatutnya diprioritaskan di negeri yang dihuni oleh 190 juta umat Islam, yang kehidupan konsumsinya tidak lepas dari persoalan halal atau haramnya sebuah produk. Bila produsen pangan atau pengambil kebijaksanaan (pemerintah) mengabaikan hal ini maka akan diterjang kritik masyarakat. Seperti beberapa waktu yang lalu masyarakat mendemo kebijaksanaan pemerintah meloloskan daging paha ayam (chiken leg quarter) impor yang diklaim belum mengantongi syarat halal.

Fenomena halal dan haram sudah menjadi keharusan bagi produsen dan konsumen akan keamanan produk pangan. Pihak terkait penjamin keamanan dan kehalalan seperti LPPOM, MUI, DEPAK, BPOM DEPKES diharapkan lebih pro aktif. Bila semua pihak memperhatikan syarat halal, di situ termuat pangkal produk yang aman dan berkualitas. Dalam konvensi I NAMPA (National Meat Procesor Association), direktur LPPOM MUI Prof Dr HJ Aisjah Girindra mengemukakan, mengingat penduduk Indonesia mayoritas muslim, persyaratan halal dan diikuti kata Thoyib tidak dapat diabaikan. Thoyib dapat dimaknai sebagai sehat, bersih dan bergizi.

Makanan dikatakan halal, lebih lanjut menurut guru besar biokimia FMIPA IPB ini, bila kita telah diteliti resep dan pemrosesannya memenuhi syarat halal. Kalau ada daging maka harus dilihat apakah daging itu berasal dari daging hewan halal dan disembelih secara hukum islam. Bahan makanan tambahan (BTM) dan bahan penolong didalamnya (untuk rasa gurih, empuk, tahan lama, rupa dan warna menarik) yang biasanya terbuat dari hewan tanaman, dan mikroba juga harus diligat berasal dari hewan yang halal.

Masyarakat kita sudah lama terbiasa mengkonsumsi bahan makan yang tingkat higienenya sederharna. Guna meningkatkan status makanan yang bersig.g dan sehat jelas suatu tantangan. Kita tahu, menyembelih ternak saja orang sering jauh dari kebersigan. Selain itu, kita sering melihat ayam hidup diangkut dengan mengantung pada jok belakang motor. Perlakuan ini jelas-jelas menyiksa hewan sebelum akhirnya disembelih. Penyembelihan sesuai syarat halal termuat dalam pasal 7 SK Menteri Pertanian 413/Kpts/TN 310/1992 yaitu memotong saluran nafas/hulqum, jalan makan, dan dua urat nadi, akan menghasilkan potongan sempurna.

ASUH

menghadapi produk daging asing (impor) ditengah persaingan era globalisasi, pemerintah telah menyiapkan perangkatnya. Dalam hal ini Dirjen Bina Produksi Pertenakan, Dr. Drh. H. Sofyan Sudrajat mengatakan, pihaknya berpegang pada komitmen menyediakan produk hewan(daging) yang aman, sehat, utuh, halal (ASUH), dan berdaya saing tinggi.

Aman berarti tidak mengandung zat yang berbahaya, tidak mengandung racun, hormon serta mineral yang berbahaya bagi kesehatan. Sehat artinya bebas dari mikroba seperti virus, bakteri, dan parasit. Utuh adalah jangan sampai produk bersangkutan dipalsukan. Sedangkan kriteria halal yakni diproses menurut syariat agama islam.

Sementara itu, direktur LPPOM MUI menegaskan, untuk meningkatkan mutu olahan daging produsen perlu memperhatikan syarat-syarat
  • daging yang akan diolah harus berasal dari jagal yang telah diakui, baik oleh lembaga pemerintah maupun lembaga halal
  • daging impor juga harus dari jagal yang telah diakui, dengan segala surat menyurat resmi yang dikuajibkan (syarat letak gedung, peralatan, cara operasional, higiene, penyimpanan dan transportasi
  • daging olahan berasal dari daging yang sudah matang atau setengah proses (mendapat perlakuan chilling/pembekuan, pengantongan vakum, pengantongan dengan tambahan gas).


Perlu Perhatian

Dari uaraian diatas maka beberapa hal perlu diperhatikan dalam usaha mendapatkan daging yang halal dan berkualitas meliputi
  • jika daging diperoleh dengan menyembelih sendiri, perhatikan dengan cara betul cara penyembelihanya dengan cara betul penyembelihannya dan aspek-aspek penanganan setelah penyembelihan
  • jika membeli bentuk daging yang sudah dipotong, mintalah pemotongan dilakukan saat itu juga dari karkas (bagian dari tubuh hewan yang sudah disembelih dikurangi bagian kepala, alat gerak, dan organ-organ dalam) yang utuh, terkecuali potongan daging itu tersimpan pada suhu dingin/suhu beku dan yang telah diakui halal

Autisme Terkait Kromoson ''X''

Seorang peneliti di inggris menemukan bahwa kromoson ''X'' terkait erat dengan penyebab autisme, suatu penyimpangan dalam otak yang dialami oleh jutaan orang didunia


Menurut Profesor David Skuse dari lembaga Kesehatan Anak di Inggris, bagian dari otak yang berfungsi untuk membaca ekspresi di wajah orang dan yang dipengaruhi oleh kromoson ''X'' dapat memberikan suatu pandangan baru yang berarti berkaitan dengan Penyakit tersebut

''Kami belum menemukan penyebab autisme, tetapi dalam kromoson ''X'' kami mungkin menemukan mekanisme yang dapat mengarah pada suatu penyebab,'' katanya pada Konferensi Tahunan Asosiasi Inggris untuk Kemajuan Ilmu pengetahuan, seperti dilansir situs http://www.yahoo.com belum lama ini

Data terbaru dari Amerika Serikat (AS) menunjukan bahwa satu dari 150 orang di AS menderita autisme, yakni penyakit yang menyebabkan penderita tidak mampu bersoalisasi dengan lingkungan sekitarnya, dan jumlah penderita penyakit tersebut meningkat lebih dari 10% per tahun

Skuse mengatakan bahwa pria memiliki peluang 10 kali lebih besar dibanding wanita untuk mengalami autisme, dan pria besar dibanding wanita untuk mengalami autisme, dan pria mengalami satu kromoson ''X'' dan satu kromoson ''y'' sedangkan wanita dua kromoson ''X''.

''Wanita yang mengalami Sindrome Turner, yakni mereka hanya satu kromoson X'', katanya. Skuse mengatakan, kuncinya terletak di ''amygdala'', bagian dari otak yang terlibat secara langsung dalam memproses ekspresi emosional, yang terlihat pada wajah orang lain.

Pada sebagian besar orang, ekspesi wajah segera ditempatkan dalam konteksnya dengan bantuan ''amygdala'', seperti mata terbuka lebar yang disertai ketakutan dan kegembiraan yang diinterprestasikan secara benar atau pada umumnya. Namum pada penderita autisme, ''amygala'' tampak bersifat tidak cepat, sehingga seluruh ekspresi diinterpresikan dengan kekuatan.

''Hal itu dapat menjelaskan mengapa penderita autisme jarang melakujan kontak mata, ''ujur Skuse. Ia mengatakan, wanita dengan dua kromoson ''X'' yang berfungsi normal memiliki ''amygdala'' yang berfungsi normal sepenuhnya, sedangkan mereka yang hanya memiliki satu kromoson ''X'' memiliki fungsi pengenalan ekspresi yang bukuk. Pada pria, kromoson ''Y'' mungkin menggantikan bagian inti dari kehilangan kromoson ''X''. Jika tidak, maka ''amygdala'' tidak akan berfungsi dengan tepat

''Kini kami memiliki bukti mekanisme syaraf yang masuk akal yang menempatkan anak laki-laki dalam resiko,'' kata Skuse. Meskipun wilayah umum kromoson ''X'' yang mempengaruhi ''amygdala'' telah diisolasi, hal itu masih terlalu luas dan memerlukan pekerjaan dengan waktu lama untuk menemukan secara tepat gen apa yang menjadi penyebabnya, demikian Skule

Menafsir Untuk Rakyat

istiklah 'hemeneutika' ini didasarkan pada spekulasi historis tentang tokoh dalam mitologi yunani bernama Hermes. Ia konon seorang dewa, atau mungkin seorang nabi. Apa pun, yang jelas ia bertugas menyampaikan pesan Tuhan yang berbahasa ''langit'' kepada manusia yang tentu saja berbahasa ''langit'' dan ''bumi''. Sebab penduduk bumi, sebagai penerima, tentu saja asing terhadap pesan Tuhan dalam bahasa ''langit''.

Konon pula di zaman Hermes dikenal seorang perompak yang aneh. Ia suka menyalib korbanya sebelum kemudian dibunuh dengan sadis. Korban diterlentangkan diatas pohon kayu yang dibentuk segi empat. Jika kebetulan korban orang yang korbanya terlalu tinggi, maka kaki atau tanganya dipotong, agar sesuai dengan 'ukuran papan. Sebaliknya, jika korban terlalu pendek, maka, maka tubuhnya ''dipanjangkan'' secara paksa dengan cara mengikat kaki atau tangannya, lalu menariknya kuat-kuat dan menambatnya di beberapa atau seluruh sudut papan

Natur aneh sang rampok ini oleh para ahli hermeneutika dijadikan analogi untuk menggambarkan bahwa ideologi seseorang bisa mempengaruhi kecerendungan dalam menginterprestasikan teks. Bahwa seseorang (penafsir)bisa menambah, atau sebaliknya, memangkas maksa sejati (objektif) dari suatu teks sesuai dengan kepentingannya, sehingga kemudian melahirkan interprestasi yang bisa. Jika sang penafsir punya kepentingan politis (karena ia seorang penguasa), lahirlah ''tafsir mazhab penguasa'', begitu seterusnya. Pendek kata, dalam kerja interprestasi, subjektifitas sangat menentukan. Tidak adanya interprestasi objektif, karena setiap mereproduksi makna sesuai dengan kepentingan (ideologi) yang bercokol di kepalanya

Menurut Nasr Hamid, cendekiawan Mesir, ideologi seharusnya dikesampingkan dalam kerja interprestasi. Andaipun tidak bisa, minimal sang penafsir menyadari keberadaanya, sehingga ia bisa meminimalisir pengaruhnya. Sebab, jika pengaruhnya terlalu besar, ideologi tanpa disadari berpotensi menyetir sang penafsir untuk ''memperkosa'' teks keluar dari konteks dan maksud sejati yang hendak dicapai oleh teks. Sebaliknya, sang tercapai malah kepentingan sang penafsir sendiri

Menurut filsut Jerman Habermas, bertenggernya kepentingan dalam pengetahuan adalah sesuatu yang tak bisa dihindari. Konon, kata Habermas, ''penekanan atas kepentingan adalah kepentingan itu sendiri.'' yang harus dipersoalkan adalah ke mana kepentingan itu berpihak. Tidak ada yang salah dengan kepentingan, selama itu dalam kerengka emansipasi, bukan sebaliknya : mendukung status quo. Dalam bahasa yamg lebih operasional, kepentingan itu adalah untuk membela kelompok yang terpinggirkan, terzalimi, tertindas, di dalam suatu stuktur.

Bagaimana masing-masing kubu menangpkap makna atau kebenaran dalam polemik seputar UU ketenagakerjaan, kepornoan, hukuman mati, dan semacamnya hari-hari terakhir ini, diakui atau tidak pasti ''ditunggangi'' oleh kepentingan (ideologi) tertentu, entah itu bersifat politik, ekonomi, budaya, sosial,agama atau lainya.

Pertanyaan kita dalam kontek ini mungkin ada dua saja. Pertama, sejauh mana masing-masing kubu bisa meminimalisir ideologi (kepentingan) dalam menentukan makna terdalam dalam isu-isu tersebut? Yang membahayakan, setiap kubu tidak menyadari faktor ideologi ini, sehingga alih-alih meminimalisir, mereka malah sepenuhnya dikendalikan. Walhasil, pemaknaan atau pemahaman yang dihasilkan menjadi sangat bisa kepentingan (ideologi). Ironisnya, mereka mengatakan bahwa pendapatnyalah yang paling benar, argumennyalah yang paling kuat. Yang lain lemah. Yang lain salah. Yang lain sesat.

Kedua, dalam konteks demokrasi, hal yang paling normatif adalah melindungi dan memenuhi kepentingan rakyat. Berkaitan dengan isu UU ketanakerjaan, kepornoan, hukuman mati, tentu kepentingan rakyat yang dimaksud adalah menyangkut rasa moral dan rasa keadilan. Maka, andaipun ada ''kepentingan'' yang bercokol di balik polemik isu-isu tersebut, bagaimanapun harus dimuarakan pada cita menjujung rasa moral dan rasa keadilan publik. Jangan sampai wibawa pemerintah selaku pengemban keadulatan, serta rasa moral dan rasa keadilan masyarakat sebagai pemilik kedaulatan, ditumbalkan, digadaikan, hanya demi mdmenuhi kepentingan segelintir orang atau kelompok. Wallahu a'lam
26 Agustus 2009

Ada nyamuk berpelukan

kejadiannya persis di kamar mandi, ketika saya hendak mandi.niat yang harus saya tunda untuk beberapa saat, karena di saat itulah ada nyamuk terbang tak beraturan. Begitu jelas dengungnya dan begitu acak polanya. Saking acaknya, nyamuk ini bahkan tidak bisa mengontrol gerakannya dan lupa menghitung betaPa mudah ia kena tepuk manusia

Satu alasan saya kenapa nyamuk ini bertindak demikian ceroboh, yakni karena ia tengah berpelukan dengan yang lainnya. Saya tak tau persis, apakah nyamuk ini sedang kawin atau malah sedang berantem. Tapi, mau kawin atau berantem, keadaanya akan sama saja, nyamuk ini sedang lupa diri

percintaan yang sangat baik dengan pasangan sendiri, resmi maupun tak resmi akan membuat siapa saja-baik nyamuk maupun manusia-berada dalam puncak emosinya. Sebuah puncak yang membuat seseorang sadar akan hadirnya bahaya, dan menganggap remeh keselamatan serta martabatnya sendiri. Itulah kenapa ada sepasang remaja yang pacarang ditempat terbuka begitu ''galaknya'' sampai malah harus digaruk polisi. Itulah kenapa ada oknum pegawai negeri kena gerebek akibat selingkuh dengan rekan kerjanya pada jam kerja pula

Bercinta dan berantem sama saja pengaruhnya, berisiko membuat manusia jadi lupa. Saya pernah lihat dua perempuan yang dikenal sopan, tetapi begitu terlibat perkara, perangi mereka bisa demikian ganas. Ketika sudah bergumul,saling cakar, saling jambak, saling memiting, wuahh. . . , hanya kelelahan yang bisa melerai perkelahian mereka

saya pernah bertamu salah waktu, tepat ketika teman saya sedang cekcok dengan istrinya. Sang suami mencoba tetap tampil tenang dihadapan tamu, tetapi si istri ngomel melulu. Saya yang merasa bersalah karna bertamu pada jam yang salah, akhirnya segera pamit. Pamitan diiyakan dengan ketenangan, tetapi saya tahu itu ketenangan yang berbahaya. Karena pagi harinya, si teman terpaksa berterus terang bahwa kepulangan saya hanya menjadi waktu yang ia tunggu untuk menghajar istrinya sedemikian rupa.

Kembali pada soal nyamuk yang terbang selebor itu, hampir saja saya secara refleks mengakhiri riwayatnya. Sebuah naluri yang saya kira wajar, karena setiap menyangkut soal nyamuk kita cuma diajari satu hal saja, menepuknya. Tapi, ajaran yang saya terima lebih dari sekedar itu. Nyamuk bagi saya adalah musuh besar yang harus saya di berantas hingga ke anak cucu mereka sebagai pelunasan dendam kusumat saya

Bagi anda yang pernah mengalami kejadian seperti saya, harap maklum saja. Bukanya apa-apa, hal ini dikarenakan saya pernah terkapar dirumah sakit dihajar demam berdarah. Penyakit khas tropis yang hampir membekukan darah saya. Bukan main! Kepala berputar seperti naik roller coaster. Perut mual dan bau makan saja menimbulkan trauma. Dirumah sakit bukan cuma jarum infus yang menyakiti saya tapi juga teman-teman yang menjenguk saya

Mereka itu entah datang untuk berbelasungkawa atau malah untuk menghina. Saya masih ingat ketika salah satu dari mereka bercanda, yang saking luchunya langsung aja memancing tawa yang bergerumuh. Tapi, justru hal inilah yang malah membuat saya terhina. Dia berkata dengan banyak teman yang membesuk, otomatis uang besuk mereka akan membuat saya untung. Karena uang tersebut pasti jumlahnya lebih besar daripada biaya sakit saya. Saya amat tersinggung, tapi tak berdaya. Karena setelah saya hitung, benar juga. Uang besuk itu memang melebihi biaya sakit saya. Jadi, sambil terhina, saya berterima kasih juga!

Tapi dendam saya pada nyamuk tidak berkurang karenanya. Di kamar mandi itu saya terpaku lama. Akan saya apakan nyamuk yang tengah berpelukan itu. Kalau dia sedang berantem pun itu urusan dia, berhak apa saya mencampurinya. Tapi, kalau dia sedang bercinta? Bagaimana jika nyamuk ini adalah nyamuk-nyamuk muda yang tengah saling mengasihi. Saling bermimpi, membayangkanbersiap memiliki anak-anak nyamuk yang lucu demi menyambung generasi mereka. Bagaimana jika nyamuk ini adalah nyamuk yang masih harus bertanggung jawab pada anak-anak yang masih kecil dan butuh kasih sayang mereka.

Saya meneruskan mandi dan tak memperdulikan nyamuk yang tengah berpelukan itu, entah mereka sedang berantem atau bercinta

damai

pertama kali kata yang q ucapkan adalah kata maaf yang sebesar-besar'y bukan maksud untuk melanggar hak cipta seseorang atau hak cipta anda tapi karna maksud hati ingin menyebar luaskan karya seseorang melalui blog ini, tanpa ada'y maksud yang terselubung, karna jujur q belum bakat menjadi penyelundup, he apa hubungannya ya?

Ya alasan terakhir karna q gak bisa membuat daftar pustaka dalam blog ini, y kan biasa'y blog gak ada daftar pustaka'y Ya?

tapi semangat 45 buat menyelesaikan blog ini secara bertahab, y kan cuma membuat d'waktu luang soal'y ini membuat ni bukan pekerjaan utama ku, karna jujur ku gak bisa membuat website terkait dengan masalah dana

Ya siapapun mengakui bahwa dana menentukan kualitas suatu barang, akhir kata jika ada masalah atau gak setuju dengan blog ini anda dapat kirim email ke ''black.lunar16@gmail.com''dan atas comentnya dan pendapat'y saya ucapkan banyak terima kasih

salam damai dan salam sayang dari ku muah, plakk, maaf keceplosan

see you
24 Agustus 2009

Yang di Atas

"terserah Yang di atas" ato "Yang diatas yang tau", sebenarnya di atas tu ada apa?
Tuhan, atau Allah y?
sebenarnya siapa yang tau Tuhan atau Allah tu ada di atas?
Sebenarnya diatas tu dimana?
Atas kepala atau atas mana Tuhan atau Alloh itu ada?

hem, mungkin terlalu berbelit-belit Y?
biasalah ni lagi protes tentang ungkapan "Yang diatas"
hem, bukankah Tuhan itu gak terletak diatas beneran, bukankah Tuhan terletak dimana-mana
Tu mungkin yang paling tepat, lho tapi dasar q orangnya ngeyel, buang kelaut aja, ah tu mah bukan urusan gue, tinggal ikut aja, tinggal duduk, tidur makan=kenyang, tidur lagi, mumpung mbah surip masih nyanyi tidur lagi

lho kok melenceng dari jalan lagi?
seharusnya disamping jalan dikasih api, tapi panas y?

Ok, sekarang lanjut, mungkin kata-kata atas di anggap sebagai suatu yang wah, atau yang berkuasa, lho kok?
Y kita mudahkan aja, dari silsilah jabatan maka petinggi yang berada diatas Y gak?
so pasti, yang diatas kalo gak salah adalah ketua, kepala suku juga boleh, tapi memang dari dulu atas mang identit dengan hal yang mulia, bukankah otak itu diatas? Yang dianggap suatu berkah bagi manusia, tapi yang membuat otak tu berarti adalah hati, y pikir aja, otak tanpa hati adalah suatu hal w yang bahaya

Ok, mungkin cuma itu dulu, ntar kalo ada wangsit atau ilham akan q tambah lagi
nice dream