02 Mei 2009
Wabah Flu Babi Hantam Eropa
Flu babi menghantam Eropa setelah ditemukannya sejumlah kasus pertama berjangkitnya wabah itu di Inggris dan Spanyol, Senin (27/4). Merebaknya wabah itu seiring terus bergulirnya seruan dari pemerintahan negara-negara dan agen perjalanan agar pelancong menghindari wilayah Meksiko, tempat virus flu babi yang diperkirakan telah menewaskan 149 orang. Uni Eropa (UE) meminta segera dilakukannya pembicaraan-pembicaraan mendesak untuk mengatasi ancaman tersebut.
UE juga menyarankan agar perjalanan-perjalanan yang tidak bersifat penting ke sejumlah wilayah di Amerika Serikat dan Meksiko, sebaiknya tidak dilakukan.
Para pejabat kesehatan dunia telah meningkatkan langkah-langkah untuk memerangi virus seiring terus meningkatnya angka korban tewas akibat flu babi di Meksiko, serta setelah Amerika Serikat menyatakan status darurat kesehatan publik.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Senin (27/4) malam meningkatkan tingkat kewaspadaan pandemik flu babi dari tingkat tiga ke empat. Hal itu mengisyaratkan risiko pandemik meningkat signifikan. Tetapi, WHO mengatakan peningkatan status tersebut tidak bisa dijadikan alasan bagi diberlakukannya pembatasan-pembatasan perjalanan.
Direktur Jenderal WHO, Margaret Chan menghimbau semua negara mengutamakan upaya-upaya pencegahan penyebaran virus H1N1 yang pada 1918 menewaskan sekitar 40 juta orang.
Pemeriksaan atas sejumlah kasus dugaan flu babi dilakukan di seantero Eropa. Di Belgia ditemukan enam kasus, lima kasus masing-masing di Denmark, Swedia dan Swiss, tiga kasus di Irlandia dan Republik Ceko, serta satu kasus di Prancis.
Kementerian Kesehatan Spanyol mengatakan serangkaian pemeriksaan terhadap seorang pria berusia 23 tahun yang baru saja kembali dari Meksiko pekan lalu menunjukkan dia terjangkit flu babi. Selain itu, masih ada 26 kasus di negara itu.
Dua orang yang dirawat di rumah sakit di Skotlandia setelah bepergian ke Meksiko dinyatakan tertular dan merupakan kasus flu babi pertama di Inggris. "Saya dapat pastikan serangkaian pemeriksaan telah memperlihatkan secara meyakinkan bahwa dua warga Skotlandia itu positif terjangkit flu babi," ungkap Menteri Kesehatan Skotlandia, Nicola Sturgeon.
Sturgeon menuturkan, tujuh orang lain yang melakukan kontak dengan keduanya dan termasuk di antara 22 orang yang menjalani pemeriksaan, memperlihatkan gejala ringan flu dan menjalani perawatan di rumah. "Saya akan tegaskan kembali, ancaman flu babi di masyarakat masih terbilang rendah," katanya.
Menteri kesehatan untuk pemerintahan di London, Alan Johnson, menyebutkan pemeriksaan-pemeriksaan kesehatan "yang ditingkatkan" tengah diberlakukan di sejumlah titik masuk di seantero Kepulauan Britania untuk mengidentifikasi penumpang yang datang dan menunjukkan gejala-gejala sakit.
Silang Pendapat
Terkait kondisi tersebut, muncul silang pendapat terkait saran perjalanan (travel advice). Komisioner Kesehatan UE menyarankan agar perjalanan-perjalanan yang tidak penting ke sejumlah wilayah di AS dan Meksiko tidak dilakukan. "Masyarakat hendaknya menghindari bepergian ke Meksiko atau AS, kecuali jika sangat mendesak bagi mereka," ungkap Kepala Bidang Kesehatan UE, Androulla Vassiliou, kemarin.
Hal itu akan meminimalisasi risiko pribadi, sekaligus mengurangi risiko potensial menyebarnya infeksi. "Saya maksudkan adalah saran, bukan larangan, kunjungan ke Mexico City pada khususnya, serta beberapa negara bagian di AS, tempat kami menemukan banyak kasus berjangkitnya wabah," kata Vassiliou.
Sedangkan WHO mengatakan tidak ada rekomendasi semacam itu dikeluarkan oleh badan kesehatan yang berada di bawah naungan PBB tersebut.
Saran perjalanan yang dikeluarkan UE tak urung menyulut kecaman keras di AS, tempat ditemukannya 40 kasus flu babi. Peringatan yang disampaikan UE dikhawatirkan akan merontokkan nilai saham perusahaan-perusahaan penerbangan di pasar modal.
Pemerintahan Obama dalam sebuah pernyataan, Senin (27/4), menyuarakan komitmen mengatasi flu babi secara agresif. Sejumlah pejabat AS menyerukan warga Amerika menghindari bepergian ke Meksiko.
Presiden Barack Obama meminta semua pihak tetap tenang. Ia mengatakan, memang ada alasan bagi munculnya kekhawatiran. Tetapi, belum perlu dimunculkannya "tanda bahaya".
Dr Richard Besser, pejabat sementara Direktur Centers for Disease Control and Prevention, mengatakan sejauh ini penyakit flu babi yang muncul di AS tidak begitu parah jika dibandingkan di Meksiko. Di Meksiko telah ditemukan 1.600 kasus, 149 di antaranya meninggal. Sedangkan di AS, belum ada kematian akibat flu babi.[AFP/AP/E-9/E-7]
UE juga menyarankan agar perjalanan-perjalanan yang tidak bersifat penting ke sejumlah wilayah di Amerika Serikat dan Meksiko, sebaiknya tidak dilakukan.
Para pejabat kesehatan dunia telah meningkatkan langkah-langkah untuk memerangi virus seiring terus meningkatnya angka korban tewas akibat flu babi di Meksiko, serta setelah Amerika Serikat menyatakan status darurat kesehatan publik.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Senin (27/4) malam meningkatkan tingkat kewaspadaan pandemik flu babi dari tingkat tiga ke empat. Hal itu mengisyaratkan risiko pandemik meningkat signifikan. Tetapi, WHO mengatakan peningkatan status tersebut tidak bisa dijadikan alasan bagi diberlakukannya pembatasan-pembatasan perjalanan.
Direktur Jenderal WHO, Margaret Chan menghimbau semua negara mengutamakan upaya-upaya pencegahan penyebaran virus H1N1 yang pada 1918 menewaskan sekitar 40 juta orang.
Pemeriksaan atas sejumlah kasus dugaan flu babi dilakukan di seantero Eropa. Di Belgia ditemukan enam kasus, lima kasus masing-masing di Denmark, Swedia dan Swiss, tiga kasus di Irlandia dan Republik Ceko, serta satu kasus di Prancis.
Kementerian Kesehatan Spanyol mengatakan serangkaian pemeriksaan terhadap seorang pria berusia 23 tahun yang baru saja kembali dari Meksiko pekan lalu menunjukkan dia terjangkit flu babi. Selain itu, masih ada 26 kasus di negara itu.
Dua orang yang dirawat di rumah sakit di Skotlandia setelah bepergian ke Meksiko dinyatakan tertular dan merupakan kasus flu babi pertama di Inggris. "Saya dapat pastikan serangkaian pemeriksaan telah memperlihatkan secara meyakinkan bahwa dua warga Skotlandia itu positif terjangkit flu babi," ungkap Menteri Kesehatan Skotlandia, Nicola Sturgeon.
Sturgeon menuturkan, tujuh orang lain yang melakukan kontak dengan keduanya dan termasuk di antara 22 orang yang menjalani pemeriksaan, memperlihatkan gejala ringan flu dan menjalani perawatan di rumah. "Saya akan tegaskan kembali, ancaman flu babi di masyarakat masih terbilang rendah," katanya.
Menteri kesehatan untuk pemerintahan di London, Alan Johnson, menyebutkan pemeriksaan-pemeriksaan kesehatan "yang ditingkatkan" tengah diberlakukan di sejumlah titik masuk di seantero Kepulauan Britania untuk mengidentifikasi penumpang yang datang dan menunjukkan gejala-gejala sakit.
Silang Pendapat
Terkait kondisi tersebut, muncul silang pendapat terkait saran perjalanan (travel advice). Komisioner Kesehatan UE menyarankan agar perjalanan-perjalanan yang tidak penting ke sejumlah wilayah di AS dan Meksiko tidak dilakukan. "Masyarakat hendaknya menghindari bepergian ke Meksiko atau AS, kecuali jika sangat mendesak bagi mereka," ungkap Kepala Bidang Kesehatan UE, Androulla Vassiliou, kemarin.
Hal itu akan meminimalisasi risiko pribadi, sekaligus mengurangi risiko potensial menyebarnya infeksi. "Saya maksudkan adalah saran, bukan larangan, kunjungan ke Mexico City pada khususnya, serta beberapa negara bagian di AS, tempat kami menemukan banyak kasus berjangkitnya wabah," kata Vassiliou.
Sedangkan WHO mengatakan tidak ada rekomendasi semacam itu dikeluarkan oleh badan kesehatan yang berada di bawah naungan PBB tersebut.
Saran perjalanan yang dikeluarkan UE tak urung menyulut kecaman keras di AS, tempat ditemukannya 40 kasus flu babi. Peringatan yang disampaikan UE dikhawatirkan akan merontokkan nilai saham perusahaan-perusahaan penerbangan di pasar modal.
Pemerintahan Obama dalam sebuah pernyataan, Senin (27/4), menyuarakan komitmen mengatasi flu babi secara agresif. Sejumlah pejabat AS menyerukan warga Amerika menghindari bepergian ke Meksiko.
Presiden Barack Obama meminta semua pihak tetap tenang. Ia mengatakan, memang ada alasan bagi munculnya kekhawatiran. Tetapi, belum perlu dimunculkannya "tanda bahaya".
Dr Richard Besser, pejabat sementara Direktur Centers for Disease Control and Prevention, mengatakan sejauh ini penyakit flu babi yang muncul di AS tidak begitu parah jika dibandingkan di Meksiko. Di Meksiko telah ditemukan 1.600 kasus, 149 di antaranya meninggal. Sedangkan di AS, belum ada kematian akibat flu babi.[AFP/AP/E-9/E-7]
Label:
info
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar